Nyatanya pria dan wanita memang berbeda, termasuk dalam hal cara mereka berkomunikasi. Hal ini amat penting untuk dimengerti karena komunikasi bukanlah sekedar menyampaikan pesan (dalam hal ini khususnya dg lawan jenis), namun juga terkait bagaimana kita memahami lawan bicara dan pesan2 yang dia berikan. Mari kita lihat saja bedanya;
1. Apa yang Diobrolin Laki-laki dan Perempuan Udah Beda
Girls like people
Sewaktu kecil, cewek sukanya ngobrol tentang siapa lagi suka ama sapa, siapa lagi marahan ama sapa, dan semacamnya. Mereka bermain dalam kelompok2 kecil dan saling berbagi 'rahasianya' orang lain. Sbg teenager, mereka ngobrolin cowok, berat badan, pakaian dan teman2 mereka. Beranjak dewasa, cewek suka ngobrolin tentang diet, hubungan2 pribadi (diri sendiri dan sudah pasti orang lain), pernikahan, anak-anak, percintaan dan segala (urusan2 pribadi) yang terkait dg orang lain, baik yg dikenal maupun tidak.
Boys like things
Sementara itu, di waktu kecilnya, cowok suka bicara tentang things (barang2, perangkat & mainan) dan juga aktivitas: siapa melakukan apa, siapa yang bagus di perihal tertentu dan bagaimana cara kerja berbagai perlengkapan/apapun yg mereka anggap mainan. Sbg teenager, cowok mbicarain sports, game, barang2 mekanik dan kegunaan dari things. Beranjak dewasa, cowok mendiskusikan sports, kerjaan mereka, berita, apa2 yang mereka lakukan, teknologi, barang2 bermesin dan juga gadget. Bukannya cowok ndak pernah ngobrolin ttg people. Tentu saja pernah. Tapi biasanya itu masih dalam konteks olahraga, kepentingan karir, atau teknologi.
2. Alasan Laki-laki dan Perempuan Ngobrol Juga Beda
Awalannya dari struktur otak pria dan wanita yang ternyata berbeda. Otak pria tersekat-sekat secara tegas yg pengaruhnya pada kemampuan dalam mengelola informasi di kepala. Di akhir hari, pria berkemampuan untuk memilah dan menyimpan informasi dengan rapi di kepalanya, sedemikian rupa sehingga emosinya tidak merasa gerah.
Tapi otak wanita berbeda. Ketika wanita sedang ada kegalauan terutama, semua masalah yg dipunya, atau bahkan semua informasi yg mbikin gatel yg dia terima di hari itu terus saja berputar-putar di kepala. Wanita cenderung melakukan rewind atas informasi yg ada di kepala mereka selama berkali-kali. Satu-satunya cara untuk menghentikan itu adalah dengan mengungkapkannya, dengan cerita atau curhat ke orang lain. Mereka harus ngobrol ama orang lain sekedar untuk menguraikan masalah dan membuat dirinya lega. Ngobrol membantu wanita dalam mengklasifikasikan dan menata informasi di kepala.
Wife : You tell a man something, it goes in one ear and comes out of the other.
Husband : You tell a woman something, it goes in both ears and comes out of the mouth.
Cowok seringkali tak mengerti hal ini. Banyak cowok berpikir bahwa mereka harus memberikan solusi atas apa2 yg diungkapkan oleh pasangan mereka. Ini malah membuat sang cowok merasa tertekan dan lupa untuk memberikan empati, karena dia bersibuk memikirkan tanggapan dan jawaban.
Lebih jauh lagi, berbeda dengan pria, wanita berkomunikasi untuk mengekspresikan diri, memberikan support kpd orang lain, dan secara umum; untuk membina hubungan. Sementara itu pria berkomunikasi lebih untuk bertukar informasi, memecahkan masalah, atau bahkan untuk menunjukkan dominansi.
3. Laki-laki dan Perempuan Ngobrol di Tempat yg Berbeda
Udah keliatan, dari apa yang diobrolin dan juga alasan untuk ngobrol, maka pria dan wanita juga memiliki preferensi terkait di mana mereka melakukan obrolan.
Kebanyakan lelaki lebih menyukai ngobrol di keramaian. Mereka ndak suka ngobrol di tempat2 sepi, apalagi klo sampai cuma berdua, apalagi klo sampe kemudian ketauan orang :mrgreen: . Lha wong apa yang diobrolin cowok lho bukan perihal2 rahasia. Apa yg perlu dirahasiakan klo yg dibicarakan adl tentang gimana jalannya pertandingan bola kemarin malam atau cara penggunaan fitur dari gadget terbaru. Jikapun cowok bicara ttg hal2 yg sensitif, biasanya mereka pun masih ndak sungkan untuk bicarakan itu keras2 di depan umum.Sementara itu, perempuan berbicara untuk menjalin kedekatan hubungan dengan cara mengungkapkan perasaan secara bebas. Apalagi apa yg mereka bicarakan kebanyakan adalah perihal2 sensitif -yg harusnya adl- rahasia, baik milik sendiri maupun orang lain. Sehingga perempuan lebih menyukai tempat yang menyediakan privasi; seperti di rumah (atau kamar tepatnya), kafe, toilet hotel atau tempat lain yg di sana mereka bisa bebas cerita penuh ekspresi. Lho, bukankah perempuan suka jalan2 di mal, hanging out rame2 bersama teman? Betul, tapi mereka tidak menggunakan tempat2 itu untuk berbagi perasaan secara mendalam.
4. Ketika Laki-laki dan Perempuan Bertanya Serta Berikan Umpan Balik
Bagi perempuan; bertanya dimaksudkan untuk dua hal; menggali informasi (entah gosip atau yang lain) dan menjalin kedekatan hubungan. Kadang mereka ajukan pertanyaan yang sudah mereka ketahui jawabannya.
"Mas, gimana, aku cantik nggak?", "Kangen ama aku, nggak?"
or rather, mereka ajukan pertanyaan yang mereka pikir pasangan mereka harusnya udah tau jawaban yg benar apa...
Sementara itu, laki-laki biasanya lebih enggan bertanya. Ada yg merasa bahwa bertanya itu merupakan suatu bentuk kelemahan atau ketidakmampuan. Laki-laki biasanya memang lebih membenci (bila dirinya mengalami) kegagalan ketimbang perempuan. Terlebih ketika di hadapan perempuan, laki-laki biasanya lebih memilih mencoba sendiri sampai bisa ketimbang bertanya.
Pria lebih berani blak2an ketika memberikan umpan balik, tidak seperti wanita yg begitu penuh pertimbangan dan menjaga perasaan. Terkait dengan umpan balik, wanita biasanya melakukan kritik pada diri sendiri. Self-appraisal nya lebih rendah ketimbang pria. Sementara pria lebih mudah untuk merasa puas dg performa mereka.
Tips Komunikasi Pria Wanita
Sejak dulu kan cowok selalu dituduh sebagai kaum yang tak pengertian thd cewek. Bisa jadi itu memang benar. Entah apa karena kebanyakan cowok memang bebal atau kebanyakan cewek memang sebegitu susahnya untuk dimengerti, itu tak perlu diperdebatkan. Apa yg lebih penting adalah memahami perbedaan yg ada dan membuat penyikapan yg lebih bijak atasnya.
Ingat, wanita tu cenderung ndak to-the-point klo bicara. Mereka lebih suka ngomong dg cara yg halus. Wanita cenderung bicara di sekeliling inti pembicaraan (mbulet, begitu kata pria) agar mereka tidak terkesan agresif. Itu juga dilakukan oleh wanita utk menjaga perasaan pria bila semisal mereka sedang bermaksud meminta sesuatu. Bagi wanita, cara ngomong semacam itu sebenernya sudah jelas. Cuman para pria biasanya bermasalah dg model komunikasi semacam itu.
Ketika si wanita bertanya, "Mas, ndak pengen makan mie, ta?", maka bisa jadi yg sebenernya pengen makan mie tu pasangan Anda. Atau semisal klo si pasangan bilang, "Duuh, dompetku kok jelek ya." tu amat bisa jadi dianya pengen dibelikan dompet. Model komunikasi semacam ini bisa berlangsung dalam durasi lama serta membuat pria cukup frustasi.
Apalagi wanita tu biasanya memang menuntut pria untuk bisa membaca pikiran mereka. Ndak cuma itu, hukuman pun bisa datang bila pria gagal melakukannya :mrgreen: Wanita mbatin dalam hati, bertanya-tanya kenapa pasangan cowoknya kok bisa ndak tahu apa sih yang dia suka, ke mana dia pengen pergi, apa yang sedang pengen dilakukannya, dst. Padahal si wanita udah ngerasa ngasih petunjuk yg jelas. Pria sendiri seringkali ndak nyadar bhw dia sdg dihadapkan pada teka-teki yg harus dipecahkan. Ketika sudah nyadar bhw wanita memberinya teka-teki, pria pun seringkali gagal menangkap isi pikiran & perasaan wanita.
Lantas, apa yg bisa dilakukan? Bagaimana cara membaca pikiran wanita?
Pertama, yg jelas kedua belah pihak kudu saling paham tentang adanya perbedaan ini. Buat para pria, kasih tau pasangan Anda, sehingga dia bisa memilih utk tidak sebegitu mudahnya ngambek ketika Anda terkesan tak pengertian. Kedua, perlu juga dipahami bahwa kebanyakan pria ndak bisa multitasking. Itu artinya kekuatan empatik pria tu menurun ketika dia lagi serius kerja -atau nonton pertandingan badminton, atau baca majalah otomotif. Bila di saat itu dia lalu mendengar pasangannya menyampaikan pesan yg ndak to-the-point, lebih besar pesan itu akan ditanggapi apa adanya, ndak dipikir apa implikasi atau maksud yg tersembunyi di dalamnya. Dan seringkali beginilah yg terjadi, dan dari sinilah seringkali masalahnya berawal.
Yang penting tu bisa tetep membuka mata pada isyarat2 nonverbal yg ditunjukkan pasangan. Bukan pada kata2 yang diucapkannya, melainkan lebih pada bagaimana dia mengucapakannya serta pemahaman Anda tentang kondisi dia secara umum. Susah? betul :mrgreen:
Wanita tu bener2 makhluk yang peka, udah tau kan? Mereka berpikir dan berkata dalam pengaruh estrogen. Seringkali, tema perilaku mereka didasarkan atas mood dan apa2 yang cowok menganggapnya nggak rasional. Bila semisal seorang pria berkata pada pasangannya, "Dhe', aku suka ama rambutmu", jangan heran klo tiba-tiba tanggepannya,"Lho, emang sebelumnya Mas nggak suka ya?! Sebelumnya Mas nganggep aku lebih jelek ketimbang [nama cewek, probably artis]."
Pada saat wanita berada dalam masa subur, mereka adl yg paling menyenangkan. Mereka akan lebih tampil menarik dan berperilaku lebih menyenangkan ketimbang ketika mereka sdg masa tak subur, apalagi menjelang masa tak subur.
Yang jelas, perlu kita para cowok ketahui, bahwa tujuan utama wanita ngobrol itu adalah utk…ya utk ngobrol. Artinya bukan untuk mencari pemecahan masalah, sekedar bertukar informasi, atau hendak menyimpulkan sesuatu. Adalah kecenderungan alami para wanita untuk ngobrol dg banyak orang kala mereka lagi ada masalah. Bisa jadi mereka tidak segera menindaklanjuti hasil obrolan yg sudah dilakukan, dan terus aja ngobrol. Jika Anda adl pasangan si wanita, maka ada baiknya Anda merasa bersyukur. Itu artinya Anda masih dianggep, masih dipercaya.
Secara umum, yg perlu Anda lakukan adl membuat sang pasangan merasa nyaman, mbikin dia merasa lebih baikan. Dan ini bukan dilakukan dg berusaha keras memecahkan masalah mereka. Klo pria berfokus pada pemecahan masalah, maka empatinya berkurang, yg ada malah semacam interogasi utk menemukan bahan2 pengambilan keputusan. Apalagi klo kemudian menyalahkan si wanita atas apa2 yg dia rasakan. Anteng aja, dan tunjukkan empati dg tatapan mata, sentuhan dan pelukan. Itu jauuuh lebih baik. @yo Baca Juga